Lesehan Pari Gogo begitu legendaris, Sultan Hamengku Buwono X dan Ibu Megawati pun pernah makan di sini. Sajiannya adalah kuliner khas daerah karst yang gersang, seperti sego abang (nasi merah) dan kuliner unik lainnya. Penasaran?
Harga makanan = Rp 3.000 - Rp 40.000
Harga Minuman = Rp 3.000 - Rp 7.500
Buka setiap hari = 06.00 - 16.00 WIB
Lokasi:
Jl. Wonosari - Semanu, Gunungkidul (Jembatan Jirak)
Kami terpana melihat bentang alam Gunung Kidul yang menantang, bukit-bukit karang, ladang dan penjual belalang di sepanjang jalan. Perjalanan yang akan membawa kami ke pantai-pantai rupawan ini memperlihatkan dengan gamblang bagaimana orang Gunung Kidul bersinergi dengan alam. Tak lama kami mampir dulu di Sego Abang Mbah Jirak, rumah makan legendaris yang lebih terkenal di kalangan pejalan daripada penduduknya sendiri. Sejenak menunggu hidangan datang, kami sempatkan menjelajahi seisi ruangan. Di dinding-dinding yang berbahan gedhek dan kayu, terpasang foto-foto orang terpandang, mulai dari Mantan Presiden Megawati sampai Sultan Hamengku Buwono X. Mereka nampak riang menyantap hidangan sego abang.
Hidangan datang, diantar langsung ke hadapan kami yang duduk di atas lincak, ini hal baru bagi kami, karena lesehan biasa bertempat di lantai. Hidangan lengkap menggugah selera ini terdiri dari: nasi merah, empal, usus goreng, ayam goreng, wader goreng, sayur lombok ijo dan trancam. Nasinya empuk dan gurih, berbeda dengan yang biasa kami makan. Lauknya lezat berpadu dengan sayur nan gurih dan segar menghadirkan pengalaman kuliner yang menyenangkan. Selepas berbincang dengan Pak Purwanto, kami mulai paham rahasia di belakang nikmatnya nasi merah ini. Semua karena proses tradisional yang masih terjaga, mulai dari pengambilan padi sampai dimasak jadi nasi. Beras juga berasal dari padi gogo, yang tumbuh subur di lahan menantang seperti Gunungkidul ini.
Di balik suasana ndeso yang menyenangkan, tersembunyi penganan yang mengundang petualang kuliner, belalang goreng. Hewan ini banyak ditemukan di pohon jati dan semak yang tumbuh subur di Gunungkidul. Menurut bapak bersahaja di sebelah kami, rasa penganan ini mirip udang, serta tinggi protein. Namun, tidak ada satu pun dari kami yang berani menyantapnya. Walaupun mungkin aneh bagi kita, konsumsi belalang tertulis di alkitab. Sebelum Masehi, Yohanes Pembaptis dapat bertahan hidup menyepi di gurun dengan makan belalang. Penganan ini juga dikenal di banyak kebudayaan penjuru dunia, sebut saja: Chapulines di Mexico, Inago di Jepang, Tak Ga Tan di Thailand dan masih banyak lagi.
Waktu kami tak panjang, sehingga harus segera melanjutkan perjalanan. Pelayan datang menghitung setiap jenis hidangan yang disantap. Ternyata harganya tidak terlalu menguras kantong.
Sumber: https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-culinary/lesehan-pari-gogo/
0 Response to "LESEHAN PARI GOGO"
Posting Komentar