NASI CAMPUR GEJAYAN

Pemadam Kelaparan Saat Malam dekat Pasar Demangan
Meskipun baru buka di atas jam sembilan malam, kuliner di salah satu sudut Jalan Gejayan ini tak pernah sepi pembeli. Nikmatnya seporsi nasi campur yang masih mengepul ditambah sambal teri siap meredakan lapar di malam hari.

Buka setiap hari = 21.00 - Habis
Lokasi:
Jalan Affandi (depan Apotek Ardi Farma), Gejayan, Yogyakarta, Indonesia.

Hampir dini hari dan puluhan kendaraan masih berjejer memenuhi salah satu sisi Jalan Gejayan, tepatnya di depan Apotek Ardi Farma. Sedangkan pemiliknya, sebagian terlihat sibuk berkerumun menunggu antrian hingga pesanannya dilayani. Beberapa lainnya telah memenuhi kursi dan meja plastik serta lesehan bertikar yang disediakan. Meskipun udara Jogja malam itu sedang dingin usai diguyur hujan, tampaknya tak menyurutkan niat para pengunjung yang ingin meredakan lapar atau sekadar mencicipi kuliner di sebuah warung tenda yang cukup terkenal di kalangan mahasiswa ini.
Di Jogja, Nasi kucing lengkap dengan sambal teri menjadi menu khas yang bisa dengan mudah kita temukan di angkringan-angkringan. Tapi di warung tenda yang tak jauh dari pasar Demangan ini, kita tak akan menemukan nasi dengan sambal teri yang disajikan dalam bungkusan-bungkusan seukuran kepalan tangan, melainkan dalam piring-piring plastik bersama beberapa sayur dan beragam lauk-pauk layaknya nasi ramesan. Beragam gelar pun diberikan pada warung tenda tak bernama ini, seperti Nasi Campur Gejayan, Nasi Campur Demangan, Nasi Campur Sambal Teri, Nasi Campur Pak Wal, Nasi Campur Pak Yo, Nasi Campur Mbah Dul dan masih banyak sebutan lainnya. Bahkan fanbase kuliner yang rata-rata adalah kalangan mahasiswa ini ada yang menyebutnya "Mc. Dul".

Sebagai bukti betapa melegendanya Warung Nasi Campur Gejayan, beberapa fans-nya rela mengantri beberapa jam sebelum warung ini buka. Bahkan pelanggan lama yang sudah sangat "mengenal" warung tenda ini, terkadang merasa tak sabar harus menunggu hingga larut malam. Mereka pun nekat mendatangi rumah si empunya warung yang masuk ke dalam gang, tak jauh dari lokasi warung tersebut.

Selain kering tempe dan sambal teri, beragam sayur lodeh memang menjadi salah satu ciri khas nasi campur di warung tenda yang sudah melegenda sejak tahun tujuh puluhan ini. Kita bisa menemukan labu siam, kacang panjang dan nangka muda dalam sayur berkuah santan dan dibumbu pedas. Mungkin karena berbahan dasar sama dengan gudeg berupa nangka muda, beberapa orang salah menyebutnya dengan makanan khas Jogja tersebut.

Dengan beragam topping dalam seporsi nasi campur bisa dibayangkan berapa banyak nutrisi yang bisa didapat dari labu siam, kacang panjang, nangka muda, tempe, dan ikan teri, serta pilihan lauk-pauk lain. Apalagi sambal teri yang berbahan dasar ikan-ikan laut berukuran kecil dari anggota family Engraulidae ini dikenal sebagai salah satu sumber protein tinggi pengganti telur, daging dan susu. Selain itu, karena ikan-ikan kecil yang juga disebut ikan Bilis ini dimakan bersama dengan tulang ikannya, kita juga bisa mendapatkan manfaat kalsium dan fosfor. Meskipun banyak nutrisi yang bisa didapat saat menikmati Nasi Campur racikan Pak Waluyo, mengkonsumsi kuliner ini terlalu sering pun tak terlalu baik. Karena sayur lodeh yang dimasak dengan santan adalah salah satu pemicu kolesterol. Jadi kalau ketagihan dengan masakan Pak Waluyo, paling tidak jangan tiap malam mampir ke warung tendanya ya!

Sumber: https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-culinary/nasi-campur-gejayan/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "NASI CAMPUR GEJAYAN"

Posting Komentar